Senin, 03 Juni 2013

Lider Fretilin Koalia Ho Taur Matan Ruak

Lider maximu partido historiku Fretilin, Francisco Guterres ‘Lu-Olo’ ho Mari Alkatiri  hasoru malu ho Presidente Republika, Taur Matan Ruak hodi koalia oinsa atu hamutuk hadia povu nia moris no dezenvolvimentu nasaun Timor Leste nian.
 “Iha sorumutu ne’e koalia asuntu veteranus nian, CPLP nian, asuntu ASEAN nian buat sira ne’e hotu ami koalia saida maka ita bele halo servisu hamutuk nafatin para atu rai ne’e bele lao ba oin, e ami sei kontinua reuniaun ho Primeiru Ministru kuandu mai sei halibur nafatin para atu haree buat sira ne’e hotu”deklara sekjer FRETILIN, Mari Alkatiri iha ninia Gabineti eis Primeiru Ministru, Farol, Dili Sesta (31/05) foin lalais ne’e hafoin sorumutu ho TMR.
Iha fatin hanesan Prezidenti Partidu FRETILIN, e hanesan mos primeiru Prezidenti Parlamentu Nacional (PN), Francisco Guterres ‘Lu-Olo’ komenta katak iha sorumutu ne’e koalia asuntu ASEAN, CPLP no veteranus e assuntu sira seluk.
“Problemas kona fali ba Timor Leste ninia ezersaun iha ASEAN ou integrasaun iha ASEAN nian ke asuntu laos problema asuntu ida ke bo’ot teb-tebes, naturalmente tempu oin mai ajusta didiak tan ideias ou fo ideas tan ba malu, hannesan mos ba CPLP ne’ebe tinan ida tan 2014 ita hola prezidensia ba CPLP ninian naturalmente ne’e asuntu ida ke tambem importante atu oinsa bele defini politika ou estratejia kona ba CPLP nian tomak laos ba deit ba Timor Leste maibe ba pais sira CPLP tomak, portantu ida ne’e mos ideia importante teb-tebes ami koalia hamutuk, e ami mos koalia kona ba problemas veteranus barak liu ona oinsa mak haree hamutuk para atu bele hetan solusaun,”afirma Lu-Olo. 
Lider nain tolu ne’e koalia asuntu ne’ebe refere no asuntu sira seluk, tanba konsidera interse povu no Nasaun ninian no mos dezenvolvimentu Nasaun ninian ke persiza fo atensaun masimu.
Inkontru ne’e rasik Prezidenti da Repoublika husu hodi halao inkontru ho lideransa masimu partidu FRETILIN ne’e hodi koalia asuntu ne’ebe mak konsidera importante ba dezenvolvimentu Timor Leste ba povu no rai Timor ninia intrese hanesan asuntu veteranus, adesaun TL sai membru ASEAN, CPLP no seluk tan. JNDiario

Minggu, 02 Juni 2013

Militer dan Pendidikan Karakter

Kekaguman saya yang begitu besar terhadap militer, khususnya dalam pola pendidikan karakter membuat saya memcoba untuk mengulas sedikit tentang Wajib Militer yang kini sedang gencar dikampanyekan. Masih ingat dalam benak kita semua, sebenarnya apa yang mendasari pendidikan baris berbaris dengan tentara, bukannya tentara itu tugasnya berperang?. Sepintas memang tidak ada, tetapi dalam militer baris berbaris adalah elemen paling dasar yang harus diberikan kepada prajurit baru. Tujuan dari latihan baris-berbaris ini tidak lain adalah untuk menanamkan nilai melalui gerak fisik dan konsentrasi diri. Setiap prajurit diajarkan untuk cermat bertindak sesuai dengan aba-aba, perintah dan pelaksanaan gerak yang harus seragam. Disinilah arti 115 hari sebagai pembentukan sikap dan penanaman nilai pada diri setiap prajurit, meskipun tentunya ditunjang oleh materi pendidikan lainnya. Disiplin adalah nafasku, kesetiaan adalah kebanggaanku, kehormatan adalah segala-galanya. Anda akan sering mendengar slogan tersebut di atas, apabila Anda sering mengikuti pelatihan baris berbaris.”
Kalau ingin mengenal lebih jauh, sebenarnya berbaris pertama kali dikenal pada jaman Kekaisaran Romawi pada saat Kaisarnya Julius Caesar, dengan maksud agar pasukan yang berada dibawah kekuasaannya mempunyai rasa tanggungjawab, disiplin yang tinggi dengan melihat hasil lahir, yaitu kerapihan, kekompakan, ketertiban dan kesigapan. Bentuk disiplin yang dilakukan oleh Julius Caesar ini kemudian terbukti efektif sebagai taktik manajemen manusia dan berhasil membentuk tentara yang kuat diera kekuasaannya”.
Permasalahan digalakkannya pendidikan karakter muncul berawal dari keprihatinan para orangtua  yang menyaksikan kenyataaan semakin banyaknya deviasi yang berkaitan dengan karakter sebagian kecil anaknya yang kurang baik.  Beberapa karakter dasar yang dianggap kurang baik itu antara lain tanggungjawab (responsibility) kedisiplinan (diciplinary), peduli (care), hormat (respect), jujur (honest),  cinta tanah air (patriotism).
Menyikapi hal ini dalam implementasi pendidikan karakter beberapa kalangan didunia pendidikan sempat berwacana perlu pemberlakuan wajib militer. Hal ini mengacu pada apa yang telah dilakukan sebagian negara-negara besar, contohnya Amerika Serikat dan China, yang juga memberlakukan wajib militer. Amerika Serikat adalah negara yang menganut politik supermasi sipil (warga Negara sipil yang boleh ikut berpolitik praktis, militer tidak), tapi sejak lama sudah memberlakukan UU Wajib Militer dinegaranya. Para pemimpin bangsa Amerika, hampir seluruhnya adalah veteran perang dunia II atau perang Vietnam yang sangat berpengalaman dalam manajemen militer  yang kemudian ditransformasikan kedalam manajemen sipil di Amerika Serikat. Sejak lulus sekolah menengah, para pemuda masuk dalam pusat pelatihan militer. Para pemuda digembleng menegakkan disiplin selama berbulan-bulan. Tentu saja hasilnya rata-rata pemuda negeri-negeri tersebut memiliki karakter yang baik, yaitu memiliki sikap tanggungjawab, disiplin, mandiri, peduli, maupun patriotik.
Dalam sejarah perkembangannya sebenarnya pendidikan karakter adalah gagasan dipopulerkan Lawrence Kohlberg. Sosok Lawrence Kohlberg sendiri adalah seorang profesor Psikologi Pendidikan dan Sosial di Harvard University. Ia dikenal sebagai teoritikus moral dan karakter yang berpengaruh pada abad 20. Salah satunya adalah Teori Tahapan Perkembangan Moral yang menjadi cikal bakal format Pendidikan Karakter. Di Amerika Serikat Pendidikan karakter popular sebagai upaya Presiden Bill Clinton untuk menekan angka kehamilan remaja, pemakaian narkotika, kekerasan di sekolah, dan kriminalitas jalanan yang penanganannya bagai buntu ditengah jalan.
Diakui atau tidak nilai-nilai patriotism dan nasionalisme yang notabene adalah nilai-nilai kebangsaan, kian hari semakin luntur dari pribadi generasi muda kita. Oleh karena itu dalam rangka mengaktifkan kembali pola penanaman nilai-nilai kebangsaan tersebut, peran militer menjadi penting khususnya dalam membentuk sinergitas sebagai salah satu komponen bangsa.
Sinergitas dan pemahaman fungsi dan peran masing-masing pihak menjadi jawaban terhadap bentuk pendidikan karakter yang akan ditampilkan. Hingga pada akhirnya pendidikan karakter akan melahirkan calon pemimpin bangsa yang bermoral, professional, berkualitas dan mampu menghadapi tantangan masa depan.
Wajib Militer
Wacana wajib militer akhir-akhir ini menjadi santer didiskusi dalam beragam respon dan argumentasi di kalangan masyarakat sipil. Banyak penolakan bermunculan dari kalangan aktivis lembaga swadaya masyarakat yang memaknai wajib militer, ada yang menyikapinya bahwa itu penting serta da juga yang merasa bahwa itu tidaklah penting!
Dalam teori pertahanan, wajib militer dikenal dengan istilah compulsory military service. Istilah ini dipakai di Singapura, Iran, dan Amerika Serikat. Sedangkan tetangga kita, Malaysia, menggunakan istilah program latihan khidmat negara.
Ada beberapa alasan yang mendasari wajib militer ini. Pertama, pembentukan semangat patriotisme di kalangan generasi muda. Kedua, sebagai komponen cadangan pertahanan negara, dimana menurut modern defence jumlah tentara haruslah terbatas, memiliki keahlian tinggi (expert dan profesional). Tentara berfungsi sebagai special force yang dilengkapi dengan persenjataan high technology. Ketiga, wajib militer diterapkan dalam kondisi perang, yang membutuhkan mobilisasi pasukan dalam skala besar. Hal ini acap dilakukan Amerika Serikat, dengan konsep concription seperti dalam Perang Dunia II. Concription berhasil membentuk citizen soldier, hingga berhasil membebaskan Eropa dari ancaman ‘setan fasisme’. Concription dibentuk tidak hanya semata-mata atas dasar instruksi negara, tetapi juga atas dasar sukarela dari warga negara. Citizen soldier melibatkan warga negara yang memiliki pekerjaan tetap, cukup umur, juga pada warga negara yang akan berpergian keluar negeri.
Wajib Militer merupakan sebuah kewajiban bagi setiap warga negaranya yang berusia muda (biasanya 18- 30 th max).
Seluruh pemuda berusia 18 tahun diwajibkan mengikuti program wajib militer selama 3 tahun bagi pria dan 2 tahun bagi wanita. Setelah menggenapi masa wajib militer para pemuda pemudi diizinkan melanjutkan perkuliahan mau pun mencari pekerjaan.
Berikut daftar Negara-negara yang memberlakukan wajib militer, diambil dari wikipedia
Aljazair, Angola, Austria, Bolivia, Brasil, Chile, Republik Cina (Taiwan), Eritrea, Estonia, Finlandia, Georgia, Israel, Iran, Korea Selatan, Korea Utara, Kroasia, Kuba, Kuwait, Malaysia, Mesir, Myanmar, Norwegia, Paraguay, Polandia, Romania, Rusia, Seychelles, Siprus, Singapura, Suriname, Suriah, Swedia, Swiss, Thailand, Turki, Ukraina, Venezuela, Yunani serta Negara-negara anggota Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (Belarus, Kazakhstan, Uzbekistan, Armenia, Moldova, dll), kecuali Ukraina.
1. Mesir : Dengan jangka waktu Wajib Militer selama 12 sampai 30 bulan. Wajib Militer di Mesir diwajibkan bagi warga negara yang berusia 18 sampai 30 tahun. Selain itu, untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran yang ada. Pemerintah Mesir tidak mengizinkan Warga Negaranya yang berumur kurang dari 25 tahun berpergian ke luar negeri tanpa persetujuan Kementerian Ketahanan dan Keamanan.
2. Republik Cina (Taiwan) : Pada Republik Taiwan sudah ditetapkan sejak tahun 1949. Tetapi pada tahun 2007, masa Wajib Militer di Taiwan dipotong menjadi lebih pendek menjadi 14 bulan.
3. Korea Selatan : Berbeda dengan Wajib Militer pada umumnya, di Korea Selatan wajib militer diperbolehkan dengan jangkauan umur 18-35 tahun. Jangka waktu Wajib Militer pun lebih lama, yaitu 24 bulan.
4. Malaysia : biasa disebut Program Latihan Khidmat Negara (PLKN) di Malaysia, program ini dilaksanakan untuk Pria yang berumur 18 tahun ke atas. Dengan jangka waktu pendek (3 bulan). Program ini dicanangkan pemerintah Malaysia sejak Desember 2003.
5. Singapura : disebut National Service di Singapura. Diwajibkan untuk Pria yang berumur 18 tahun ke atas. Dengan jangka waktu Wajib Militer 22 sampai 24 bulan. Program ini dijalankan sejak 1967.
6. Rusia : Di Rusia, program Wajib Militer diwajibkan bagi seluruh Pria yang berumur 18-27 tahun (tanpa terkecuali). Awalnya Wajib Militer di Rusia mempunyai jangka waktu 18 bulan. Tetapi mulai tahun 2008 jangka waktu wajib militer dikurangi menjadi 12 bulan.
7. Swiss : Berbeda dengan di negara lain. Di Swiss seseorang boleh saja tidak mengikuti Wajib Militer pada masa hidupnya, tetapi orang tersebut diwajibkan membayar pajak penghasilan 3% lebih banyak daripada orang yang mengikuti wajib militer.
8. Brasil : Brazil sudah mempunyai sistem Wajib Militer sejak 1906. Yang diperuntukan bagi pria yang sudah berumur 18 tahun ke atas. Tetapi hukum yang mengatur tentang wajib militer baru disahkan pada tanggal 17 Agustus 1964.
9. Israel : Israel mewajibkan semua warga negaranya, tanpa terkecuali Pria atau Wanita mengikuti Wajib Militer. Pria diwajibkan mengikuti wajib militer selama 30 bulan, sementara wanita selama 18 bulan.
10. Turki : Banyak peraturan-peraturan unik yang ada pada Wajib Militer di Turki, para Mahasiswa S1 (atau yang akan menempuh S1) diperbolehkan untuk menunda wajib militernya. Selain itu, mahasiswa S1 atau lebih, diperbolehkan mengikuti Wajib Militer Pelayanan publik dengan jangka waktu singkat yaitu 6 bulan.
11. Aljazair : Negara ini melaksanakan Wajib Militer sejak 1954 seiring dengan adanya gerakan kemerdekaan untuk Aljazair.
Adapun negara-negara lain yang melaksanakan Wajib Militer :
12. Angola
13. Austria
14. Bolivia
15. Chili
16. Eritrea
17. Estonia
18. Finlandia
19. Georgia
20. Iran
21. Korea Utara
22. Kroasia
23. Kuba
24. Kuwait
25. Myanmar
26. Norwegia
28. Negara-negara anggota Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (Belarus, Kazakhstan,  
      Uzbekistan, Armenia, Moldova, dll), kecuali Ukraina.
29. Paraguay
30. Polandia
31. Romania
32. Seychelles
33. Siprus
34. Suriname
35. Suriah
36. Swedia
37. Thailand
38. Ukraina
39. Venezuela
40. Yunani
Apapun profesi kita, mau artis mahasiswa ya wajib ikutan militer. Ya, tentunya akan diberi syarat tertentu. Di Korea, banyak artis-artis yang harus menjalani wajib militer dan meninggalkan karirnya.
Pria di Korea Selatan yang berumur 20-30 tahun diwajibkan mengikuti program wajib militer selama 2,3-2,5 tahun
Setiap jumat, hampir bisa dipastikan jika kita ke stasiun kereta api, akan bertemu dengan sejumlah anak muda yang berseragam militer dan membawa ransel di pundaknya menunggu kereta.
Biasanya datang bersama satu regunya.
Mereka ini bukan tentara seperti di tempat kita, tetapi anak muda yang sedang menjalani wajib militer.
Sebab di Swiss tidak banyak yang menjadi anggota tentara biasa, tetapi semua rakyat harus menjadi tentara.
Undang-undang Wajib Bela Negara di Swiss memang mengharuskan setiap anak laki laki muda berusia antara 19 sampai 34 tahun wajib mengikuti latihan militer. Sekitar 2/3 anak muda terkena kewajiban ini, sedang perempuan sifatnya sukarela. Jumlah masa wajib militer ini selama setahun, bisa dicicil perbulan setiap tahun, atau bisa ikut satu tahun penuh selama masa wajib militer itu.
Partisipasi sipil dan Tanggungjawab Negara
Program wajib militer bukan berarti menciptakan masyarakat yang militeristik, namun untuk membentuk karakter bangsa. Patriotisme dapat dipandang dalam ranah human security, seperti dalam ketahanan pangan, hak asasi manusia, kemandirian ekonomi, dan pembangunan industri nasional.
Cetak biru wajib militer tidak boleh didominasi tentara. Keterlibatan masyarakat sipil dalam perumusan nilai ‘patrotisme’ adalah hal mutlak. Hal ini penting untuk menghindari penyalahgunaan wajib militer untuk penyebaran ideologi militerisme. Dengan demikian, wajib militer haruslah dibatasi pada ranah keahlian tehnis pertahanan saja.
Wajib militer juga sangat penting untuk membantu korban bencana alam, salah satu fungsi militer di luar perang. Jerman mempraktekkan ini, dimana komponen wajib militer selama satu tahun diarahkan langsung untuk penaganan bencana dan kecelakaan, termasuk pemadaman kebakaran. Fasilitas militer, seperti helikopter, pesawat dan truk digunakan peserta wajib militer untuk evakuasi penduduk.
Dalam hal penerapan wajib militer, Malaysia dan Singapura dibilang sukses. Singapura sudah menerapkan wajib militer sejak tahun 1976, sementara Malaysia mulai menerapkan wajib militer pada 2002.
Wajib militer dapat digunakan negara dalam memenuhi hak ekonomi warganya. Di Iran contohnya. Negara ini mewajibkan kerja sosial warganya yang tidak melanjutkan pendidikan SMU dan perguruan tinggi melalui program wajib militer. Hal yang sama juga diterapkan oleh Korea Selatan. Korea selatan mewajibkan pencari kerja harus sudah mengikuti wajib militer.
Mengapa demikian?…Pelatihan Wajib Militer adalah tempat menggodok seorang warga Negara sipil yang polos, menjadi seorang yang tangguh, tanggon, trengginas, memiliki disiplin, kesetia kawanan/loyalitas terhadap corps/bangsanya, rela berkorban, keberanian membela haknya, memiliki ethos kerja tinggi….
Yang paling menyolok dalam kehidupan militer adalah pemberlakuan hukum disiplin yang sangat ketat selama 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu dan 30 hari dalam sebulan serta 365 hari dalam setahun… sehingga berlaku motto: “Disiplin adalah nafasku, pengabdian adalah kebanggaanku…”
Bayangkan, bagaimana kalau seorang pemuda yang masih polos, harus bangun setiap hari dengan terompet pagi antara jam 4-jam 5 pagi, terus apel senam pagi yang berudara sangat dingin di Cikole Bandung, terus mandi pagi berombongan dipancuran air dingin sedingin es, dilanjutkan makan pagi jam 6 pagi, terus mempersiapkan diri di barak, membersihkan perlengkapan tidur dan laras senjata agar mengkilap,kemudian apel pagi jam 7 pagi dengan berbagai acara pemeriksaan kebersihan dan kerapihan perlengkapan mulai dari ujung kaki sampai ujung kepala, pemeriksaan kebersihan senjata. Terutama larasnya harus selalu mengkilap walau malamnya ada latihan menembak malam….Selanjutnya selalu saja ada hukuman pada saat apel, baik perorangan atau kolektip yang membuat hati kesal, jengkel dan akhirnya harus pasrah.
Setelah selesai apel pagi, dilanjutkan dengan berbagai latihan militer yang menguras tenaga, makan siang ransum dilapangan, dilanjutkan latihan sore, makan malam, apel malam jam 21.00 dengan berbagai acara pemeriksaan dan hukuman, sudah cape, ngantuk tapi harus tetap giliran jaga malam setiap orang satu jam, tengah malam  jam 02.00 diadakan latihan pendadakan harus segera berpakaian dan bersenjata lengkap dan siap ditempat apel hanya dalam waktu 5 menit, kalau terlambat ( biasanya pasti terlambat) dihukum masuk comberan tengah malam, jam 03.00 baru selesai, nanti jam 4.30 sudah terompet bangun pagi lagi dan terus apel pagi jam 5 dst. Terus begitu dan begitu selama 3 bulan nonstop, itulah gambaran latihan basis militer, belum masa perpeloncoannya yang dipukuli sampai berdarah, dan latihan merayap ditembaki peluru tajam diatas kepala, serta naik turun tebing serta meluncur tebing yang sangat berbahaya.
Setelah tiga bulan, sipemuda polos akan berubah menjadi seorang pemuda yang siap untuk dibina menjadi seorang yang bermanfaat bagi bangsa dan Negara dengan mental dan fisik yang kuat, yang memiliki ethos kerja tinggi, apalagi kalau Latihan Wajib Militer diberlakukan 2 tahun seperti di Amerika Serikat.
Wajib Militer sebagai solusi Krisis Nasionalisme
Wajib militer hanyalah sebuah istilah, mungkin para reformator masih trauma dengan istilah militer. Tapi substansi di balik wajib militer adalah bela Negara serta pembentukan karakter bagi kaum muda. Karena pada dasarnya membela negara merupakan kewajiban setiap warga negara yang dijamin dalam UU setiap Negara. Kalau bukan kita, lalu siapa lagi yang harus membela negeri dan bangsa ini. Program wajib militer tentu tidak harus berurusan dengan senjata, tetapi yang lebih penting adalah menanamkan jiwa dan semangat nasionalisme di hati sanubari kalangan generasi muda kita.
Dalam beberapa dekade ini, bangsa kita tengah mengalami krisis nasionalisme. Sebagian anak bangsa seakan enggan menjadi orang Indonesia. Wujudnya macam-macam, ada yang menjadi agen asing, menjadi teroris untuk menghancurkan bangsa sendiri, menjadi pengikut aliran sesar, ada pula yang dengan sengaja menjual kemiskinan bangsa sendiri untuk mendapatkan dollar, hingga maraknya gerakan separatis di dalam negeri.
Rencana Pemerintah untuk menerapkan wajib militer bagi setiap warga negara merupakan langkah yang tepat dan patut didukung oleh semua elemen bangsa. Pemerintah perlu mensosialisasikan gagasan itu secepat mungkin sampai ke pelosok-pelosok negeri ini. Hal itu penting, lebih-lebih untuk mengakomodasi keinginan anak bangsa bagaimana sebaiknya program latihan itu diterapkan, dan apa manfaatnya bagi keutuhan Negara tercinta.
Namun, berbagai pihak menentang Wajib Militer, kalau ada yang menolak karena tak mau angkat senjata, harus kita pertanyakan jiwa nasionalismenya. Di mana letak kebanggaan dan cintanya kepada bangsa dan negara ini? Bukannya berlindung dengan alasan melanggar hak asasi manusia sebagai senjata andalan untuk menolak wajib militer tersebut. Di Amerika sendiri sebagai tempat lahirnya hak asasi manusia, wajib militer justru diberlakukan. Dan tidak pernah kita dengar warga masyarakat mengajukan komplain kepada pemerintahnya.
Yang paling kita sesalkan dan mengejutkan adalah adanya penolakan dari kalangan-kalangan tertentu, mereka tidak pantas menjadi provokator untuk menolak kehadiran wajib militer dengan alasan membebani anggaran pendapatan dan belanja negara. Jika mereka mempermasalahkan masalah dana yang menjadi kendala dalam pelaksanaan wajib militer, kenapa ada elemen yang bergelimang dengan sejumlah fasilitas negara yang serba wah plus gaji tinggi per bulan tidak pernah diutak-atik?, uang Negara yang dikorupsi mencapai Jutaan Dolar, kenapa itu mesti terjadi?.
Dengan demikian, semua pihak yang menolak penerapan wajib militer tersebut hendaknya jangan terlalu apriori terlebih dulu. Sebab, bila ini yang terjadi, kapan negara kita akan maju? Apalagi beberapa negara-negara maju lainnya sudah lebih dulu menerapkan wajib militer dan hasilnya dapat mereka menikmati.
Wajib Militer mengajarkan kita banyak hal akan kebangsaan dan nasionalisme, ketika wacana ini benar diterapkan, saya yakin jikapun dilakukan survey, maka konsep kebangsanaan dan nasionalisme para anak muda akan berubah drastis. Anak muda tidak lagi disibukkan dengan geng motor, pesta narkoba, mabuk-mabukan dll. Mereka akan belajar menghargai bangsa, untuk menghargai bangsa maka secara tidak langsung mereka akan belajar menghargai sumber daya alam dan manusia, itu berarti mereka akan menghargai diri mereka sendiri.