Hari demi hari, lembaranku semakin menipis.
Jatah usiaku semakin sedikit. Dan semakin banyak yang terjadi padaku.
Dari cerita kebahagiaan, kesedihan, kehilangan, kekecewaan, kebanggaan
dan berjuta cerita lain.
Entah masih
berapa cerita lagi yang harus ku lalui. Namun, tepat di titik dimana
aku ingin bangkit dari segala keterpurukanku, selalu saja ada hal yang
menarikku kembali jatuh.
Bahkan saat aku menyebutnya sebagai
titik nol dan untuk awal yang lebih baik lagi. Emosi dan egoisku
mengubahnya menjadi nilai minus.
Sedangkan aku belum melakukan
apa-apa dan mungkin tidak bisa melakukan apa-apamu. Aku belum bisa
membuat seseorang menangis bahagia karena apa yang sudah aku lakukan.
Aku semakin menyia-nyiakan waktuku, sedangkan bilangan usia semakin
berlari mendekati titik akhirku.
Beberapa malam ini berakhir
dengan airmata dan sejuta penyesalan yang tak berujung. Aku tahu ini
semua ada hikmahnya. Tapi aku buta. Aku belum bisa mengejanya.
Aku
yakin semua yang terjadi seberat apapun itu berada jauh di bawah batas
kemampuanku. Tapi setiap aku letih, aku merasa batas itu terasa tipis.
Dan jika saatnya nanti,
Aku tak akan menyalahkan siapa saja di sekitarku karena membuatku merasa sia-sia. Karena ini tanggung jawabku.
Aku tak akan menyalahkan siapapun jika hari dimana aku dikuburkan, tak
ada isak tangis kehilangan. Karena aku sadar aku bukan siapa-siapa dan
tak memiliki apa-apa.
Yang aku bisa saat ini, hanya terus
menerus bangkit bila terjatuh. Terus menerus mengoreksi diri. Terus
menerus belajar membaca alasan di balik setiap ujian. Terus menerus
mengusap airmata yang berlelehan dan menggantinya dengan senyum tawa.
Jika Aku Harus Pergi. Aku ingin setidaknya tanggung jawab yang ku pikul
saat ini terselesaikan dengan indah. Surga ataupun neraka ku serahkan
padaNYA yang berhak memilihkan.
Aku akan selalu rindu kalian semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar