Selasa, 19 Agustus 2014

Jika Aku Harus Pergi

Hari demi hari, lembaranku semakin menipis. Jatah usiaku semakin sedikit. Dan semakin banyak yang terjadi padaku. Dari cerita kebahagiaan, kesedihan, kehilangan, kekecewaan, kebanggaan dan berjuta cerita lain.

Entah masih berapa cerita lagi yang harus ku lalui. Namun, tepat di titik dimana aku ingin bangkit dari segala keterpurukanku, selalu saja ada hal yang menarikku kembali jatuh.

Bahkan saat aku menyebutnya sebagai titik nol dan untuk awal yang lebih baik lagi. Emosi dan egoisku mengubahnya menjadi nilai minus.
Sedangkan aku belum melakukan apa-apa dan mungkin tidak bisa melakukan apa-apamu. Aku belum bisa membuat seseorang menangis bahagia karena apa yang sudah aku lakukan. Aku semakin menyia-nyiakan waktuku, sedangkan bilangan usia semakin berlari mendekati titik akhirku.

Beberapa malam ini berakhir dengan airmata dan sejuta penyesalan yang tak berujung. Aku tahu ini semua ada hikmahnya. Tapi aku buta. Aku belum bisa mengejanya.
Aku yakin semua yang terjadi seberat apapun itu berada jauh di bawah batas kemampuanku. Tapi setiap aku letih, aku merasa batas itu terasa tipis.

Dan jika saatnya nanti,
Aku tak akan menyalahkan siapa saja di sekitarku karena membuatku merasa sia-sia. Karena ini tanggung jawabku.
Aku tak akan menyalahkan siapapun jika hari dimana aku dikuburkan, tak ada isak tangis kehilangan. Karena aku sadar aku bukan siapa-siapa dan tak memiliki apa-apa.

Yang aku bisa saat ini, hanya terus menerus bangkit bila terjatuh. Terus menerus mengoreksi diri. Terus menerus belajar membaca alasan di balik setiap ujian. Terus menerus mengusap airmata yang berlelehan dan menggantinya dengan senyum tawa.

Jika Aku Harus Pergi. Aku ingin setidaknya tanggung jawab yang ku pikul saat ini terselesaikan dengan indah. Surga ataupun neraka ku serahkan padaNYA yang berhak memilihkan.
Aku akan selalu rindu kalian semua.

Tidak ada komentar: